Apa sih syukur itu? Setiap mengawali pembicaraan atau pidato formal, pasti ada kalimat “kami mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT”. Jadi manusia itu secara sadar harus bersyukur kepada Allah. Tetapi cuma sadar doang, praktiknya sangat sulit dilakukan. Karena ada setan yang mempunyai misi menjauhkan manusia dari rasa syukur.
Termaktub dalam Surat Al A’raf 7:16-17,
“Iblis menjawab,”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus” (QS 7:16).
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS 7:17).
Jadi peluang manusia tidak bersyukur sangat besar, karena godaan setan dari depan, belakang, kanan dan kiri sisi manusia. Dan akan lebih berbahaya lagi jika kita tidak tahu cara untuk bersyukur. Hehheehe … setan tertawa bahagia, karena misinya untuk menjauhkan manusia dari Al-Qur’an dan menjauhkan manusia untuk bersyukur, berhasil.
Syukur itu adalah kunci kebahagiaan, dalam Surat Al Baqarah 2: 152, Allah berfirman
“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukur kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS 2:152).
Nah, kan Allah saja sudah menyuruh kita untuk selalu mengingat-Nya, karena Allah akan selalu ingat juga kepada kita dan kita disuruh bersyukur, jangan mengingkari nikmat-Nya. Wujud atau bukti syukur yang paling sederhana di awal aktivitas kita sehari-hari adalah saat bangun tidur ingat Allah (zikir kepada Allah). Pelaksanaannya, setelah berdoa bangun tidur, mengucapkan alhamdulillah dapat bangun dan kembali “hidup” setelah dari tidur panjangku. Karena Allah pun berfirman dalam Surat An Nisaa 4:103,
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS 4:103).
Allah senantiasa menyuruh kita selalu ingat kepada-Nya dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Apa kita sudah melakukannya? Jadi, harus setiap saat selalu ingat kepada Allah, karena setiap saat juga kita mendapatkan nikmat. Ayo dihitung nikmat Allah? Tak terhitung pasti, tetapi kenapa yaa kok kita sulit untuk bersyukur atas nikmat Allah. Rangkaian zikir (ingat) kepada Allah itu adalah dalam rangka bersyukur.
Sekarang kita lihat arti secara bahasa syukur itu artinya adalah berterima kasih. Namun, Allah tidak mengharapkan terima kasih dari kita. Lha terus kok kita disuruh bersyukur (berterima kasih kepada Allah).
Lihat dulu di Surat Al Insan 76:9 ya,
“Sesungguhnya kami memberi maknan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan Keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak (pula) ucapan terima kasih” (QS 76:9).
Jadi, kita bersyukur bukan untuk Allah, tetapi untuk diri sendiri. Bingung kan? Atau malah jadi pertanyaan besar? Tenang … ada jawabannya dalam Surat Luqman 31:12,
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman yaitu,”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS 31:12).
Aha, ketemu kan jawabannya, kalau kita bersyukur kepada Allah untuk diri kita sendiri, untuk mengharapkan rida Allah. Kalau pun kita tidak bersyukur kepada Allah, Allah tetap Maha Kaya dan Maha Terpuji.
Semoga kita selalu dapat bersyukur kepada Allah setiap saat atas nikmat yang telah diberikan Allah. Selalu berzikir (ingat kepada Allah) adalah wujud salah satu syukur. Selalu isi hati dan pikiran dengan hanya Allah, Allah lagi, dan Allah terus.